Rabu, 20 Maret 2013

Filled Under:

Malam Penghargaan yang Dibalut Pengapresiasian Budaya Indonesia

12.48



 
Malam itu (20/3) beberapa mahasiswa UIN menghadiri acara Malam Budaya Rakyat Merdeka 2013, di lantai IV Hotel Sari Pan Pasifik, Sarinah, Jakarta Pusat. Acara ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sebagian budaya Indonesia dan mengapresiasikan penghargaan kepada mereka yang berjasa bagi proses demokrasi dan penginspirasi banyak orang.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Koran Harian Rakyat Merdeka pasti mengangkat tema tertentu tentang budaya Indonesia. Tak terkecuali pada malam ini, tema yang diangkat adalah Beri Daku Sumba, tema ini berasal dari puisi dengan judul yang sama. Puisi tersebut karya penyair kondang Indonesia yaitu Taufiq Ismail.

Adalah bapak Teguh Santosa, salah satu dosen FISIP UIN yang mengundang para mahasiswa untuk menghadiri acara ini. Selain sebagai dosen, beliau juga menjabat pemimpin di jajaran direksi Rakyat Merdeka. Pada malam itu, beliau membuka acara dan mengajak para hadirin mengapresiasi budaya Indonesia. “Kami ingin mengajar para hadirin semua untuk mengapresiasi kekayaan dan keberagaman budaya yang menjadi tulang punggung Indonesia raya,”ucap Teguh Santosa.

Acara pesta rakyat ini, di hadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti : Menko Perekonomian Hatta Rajasa beserta istri, Mentri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Ketua MPR-RI Taufiq Keimas, Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Yusril Ihza Mahendra, Taufiq Ismail, dan lain-lain. Tidak ketinggalan, juga seorang atlet Olimpiade London 2012 Triyatno, Mantan Diplomat Indonesia untuk Rusia M. Aji Surya, dan masih banyak lagi orang penting pada malam itu. Ada beberapa sosok yang akan diberikan penghargaan malam hari itu, berupa : Lifetime Achievment Award, Inspiration Award, Democracy Award, dan Indonesia Magnificent Award.

Di sela acara, Taufiq Ismail membacakan puisinya dengan penuh penghayatan. Sebelumnya ia menceritakan kronologi penciptaan puisi tersebut. “Awalnya, saya diceritaka teman saya yang kuliah di Yogjakarta tentang keindahan pulau Sumba, lalu saya menuliskan puisi tersebut sebagai sebuah pengharapan kepada Allah agar saya bisa ke sana suatu saat,” ucapnya. (red)

Para hadirin khususnya mahasiswa tampak antusias mengikuti acara. Hal ini dapat dilihat dari membludaknya pengunjung seiring menuju puncak acara penghargaan yaitu Democracy Award. Pengunjungpun berharap acara ini terus berlanjut dan semakin semarak. “Acaranya bagus, selain penghargaan ada pengenalan terhadap aspek budaya Indonesia. Hal ini dapat memacu muda mudi untuk terus memelihara keberagaman kebudayaan Indonesia agar tetap terjaga,”tandas Indra, salah satu mahasiswa UIN. (red)

0 komentar:

Posting Komentar