Senin, 22 Oktober 2012

Filled Under:

SAHABAT BIRUKU

09.04


Daun itu bewarna coklat gelap dihiasi bintik-bintik hitam ia tak sendirian tapi banyak bertebaran di bawah pohon besar, mungkin bercak hitam daun ini bisa mewakili perasaan hati ini. Gelisah, menyesal, dan pasrah rasa ini bercampur aduk bak rujak, Ujian Tengah Semester (UTS) pertama setelah kuliah tujuh minggu mencari ilmu di kampus biru. Selama kuliah ada satu “teman” yang belum menjadi “sahabat-ku”, teman itu bewarna biru cukup tebal karya salah satu professor hebat di Indonesia. “Teman” ku yang satu ini termasuk teman yang sulit ditaklukan bahasa yang ribet, masih malasnya aku membaca, dan lumayan beratnya bahasa “Teman” ku satu ini. Temanku ini bernama Pengantar Ilmu Politik karya Prof. Miriam Budiharjo berbaju biru langit, buku ini ingin sekali aku jadikan sahabatku sehingga aku dapat memahami halaman perhalaman buku ini.

Pagi itu seperti bisa kala “Si Bola Merah” sudah setengah kokoh di singgasananya aku pun menstarter “istriku” untuk menuju kampus dua. UTS pertamaku adalah pelajaran Bahasa Arab pelajaran yang sudah aku siapkan sematang mungkin sudah aku isi peluru di dalam shotgun-ku tinggal mengeluarkan timah panas menghujami soal demi soal yang akan kuhadapi. Bu Nailil datang membawa soal yang akan kuhadapi, setelah membagikan soal ini ada rasa senang karena aku sudah siap tempur soal apapun akan kulawan hingga titik darah penghabisan sampai jiwaku terbang meninggalkan jasadku. Setelah melihat “musuhku” rasa gembira menyebar seluruh tubuhku soalnya sesuai prediksi tanpa kesulitan aku menjawab satu persatu soal ini, sebuah senyum lebar terbentuk dari bibirku rasa bahagia tak tetara ketika aku mampu menyelesaikan soal ini dalam waktu seperempat jam. Bukannya tidak ingin membantu mereka teman-teman dalam menjawab tapi alangkah lebih baiknya bila aku menolong diriku dahulu sebelum menolong mereka, “Teman Biru-ku” belum aku baca seluruhnya bagaimana menjawab tanpa membaca? Apa yang aku jadikan dasar menjawab tanpa bacaan? Akhirnya ku kumpulkan kertas putih yang telah kutahlukan, dengan beribu rasa menyesal karena tak bisa membantu bocah-bocah aku maju lalu meninggalkan tempat berperangku sambil ditemani suara “Cie…..cie…cie…”.
Tanpa berpikir panjang aku pun melanjutkan perjalananku menuju surga Ciputat-ku (kost) tuk kembali membaca “Teman” biru yang sebentar lagi akan diujiankan. Kata perkata kalimat perkalimat dan lembar perlembar aku baca sambil berharap semoga bacaanku ditanyakan pada waktu perang IPOL. Suara adzan terdengar suara magis masuk kembali ke lubuk sanubariku sebuah panggilan Tuhan kepada hamba-Nya untuk beribadah. Setelah menunaikan kewajiban sebagai hamba-Nya kembali menuju kampus dua untuk mendengarkan ceramah dosen IPOL ceramah tentang partisipasi politik yang terjadi di Indonesia. Sambil menyimak akupun merekam sedikit penjelasan dengan harapan ada soal yang nyangkut untuk UTS setelah jam pelajaran beliau.
Pengantar Ilmu Politik materi ujian yang kuhadapi setelah UTS pertamaku, dengan berjuta penasaran aku mengayuh langkah menuju Musholla Psikologi sambil bersujud di hadapan-Nya aku memohon agar diberi kemudahan dalam menjawab ujian ini. Terimalah doaku Ya Rabb…. Kabulkan permintaanku….. Permudahlah ujianku ini…entah berapa ratus kalimat harapan, ribuan permohonan dan jutaan pujaan aku haturkan kepada-Mu Tuhan semesta alam.
Kelas itu terasa sesak, penuh dengan wajah-wajah calon pemimpin, penuh dengan rasa penasaran, penuh dengan berjuta pertanyaan tentang ujian ini. Pak Teguh dosenku yang nan baik ini mulai membagikan Lembar Jawaban Ujian (LJU) kepada mahasiswanya. Sambil mengisi data di lembaran jawaban, doa tak lupa kupanjatkan untuk kemudahanku menjawab ujian Bismillah……… Aku memulai menjawab soal. Detik demi detik berlalu berganti menit, dan jam tak terasa soal yang ditampilkan di LCD kujawab. Menyesal itu ungkapan yang mungkin bisa menggambarkan rasa yang berkecambuk di hati ini, ada beberapa soal yang tak bisa ku jawab entah bagaimana aku harus mengambil pelajaran ujian ini agar tak terulang di kemudian hari. Akhirnya ku selesaikan jawabanku ini dengan Al-hamdulillah.

0 komentar:

Posting Komentar