Kamis, 25 Oktober 2012

Filled Under:

DUKA DAN BAHAGIA DI MALAM TAKBIR

23.30



Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar
Allahu Akbar Kabiira Wa-l-Hamdulillahi Kastiraa
Laa Ilaha Illalahu Wallahu Akbar
Wallahu Akbar Wa Lillahi-l-Hamd

Gema takbir menggaung di seluruh dunia, lafadz takbir kemenangan umat islam terdengar berkali-kali. Setiap muslimin bergembira dengan datangnya hari raya islam, suara takbir saut bersautan diiringi tabuk beduk. Hewan berkurban bersiap untuk disembelih, karpet masjid ditebar, persiapan sholat Ied dilaksanakan. Waktunya berkumpul bersama sanak family bagi mereka yang bisa merasakan hangat kebersamaan, makan ketupat bersama, bercanda ria, bersendu gurau, melepas penat kehidupan dunia dengan silaturrahmi bersama keluarga. Tapi, itu tidak bagiku untuk kesekian kalinya harus merayakan Idul Adha di perantauan bersama teman seperjuangan. 
Pada malam takbir kali ini ada rasa sedih dan rasa bahagia menyelimuti kalbu, sedih karena tak bisa kembali ke kampong asal dan senang karena bisa menghibur diri dengan berpetualang di Kota Kembang. Bandung ya itulah kota tujuanku kota dengan seribu kesan, kota kembang, kota fashion, dan seabrek julukan lain yang disematkan kepada Bandung. Malam ini perjalanan cukup panjang akan kulalui dari Kampung Rambutan menuju Bandung.

Sebelum melaksanakan perjalanan aku bersama dua sahabatku Indra dan Habibi menuju Depok untuk berkunjung ke rumah Habibi sekalian melakukan persiapan untuk perjalanan ini. Ada hal menarik di sini, kami mengendarai dua buah sepeda motor tapi hanya memiliki dua helm, akhirnya perjalanan yang seharusnya bisa singkat menjadi panjang karena kami memutar arah ke Depok dari Pasar Rebo. Selama perjalanan harapan akan selamat dari tilang polisi selalu terucap, moga-moga pak polisi nan baik tidak melihat kelengkapan berkendaraan kami. Tenang, enjoy dan waspada mungkin ini kunci kami mengelabuhi polisi, perlahan tapi pasti tenang tapi bahaya tanpa terasa kota Depok semakin dekat setelah melewati Markas Kopassus akhirnya kami sampai juga di Depok, kota yang dijuluki cyber city karena banyaknya warung internet (warnet) di sini.
Tanpa terasa akhirnya sampai juga di rumah Habibi, setibanya kami langsung bersalaman dengan orang tuanya. Rasa takjub menyelimuti badan ternyata mereka orang hebat yang telah mendidik Habibi actor utama dari temanku yang penuh kekocakan satu ini. Rasa segan cair di sini aku dan Indra seperti sudah mengenal lama keluarga ini kami makan bersama bercanda sambil bercerita melepas kelelahan. Setelah berkumpul bersama kami memutuskan untuk beribadah kepada-Nya dan menjamak sholat kami sebagai persiapan sebelum perjalanan.

Persiapan lengkap sholat, pakaian, makanan dan uang sudah matang tinggal melakukan perjalanan menuju Kampung Rambutan. Tepat pukul 22.30 kami menaiki angkot menuju Terminal selama perjalanan aku heran dengan kota ini, 24 jam non stop selalu ada kendaraan umum setiap malam seperti siang suatu pemandangan yang jarang kuhadapi di Pontianak. Perjalanan ke terminal cukup memakan waktu ini disebabkan banyaknya calon penumpang yang ingin berkumpul jua bersama sanak family di kampung masing-masing atau sama sepertiku berlibur sambil menghibur kesedihanku. Terminal Kampung Rambutan di depan mata, tanpa terasa akhirnya sampai di tujuan pertama sebelum menuju tujuan puncak. Seturunnya dari angkot kami menyisiri jalan ke pemberhentian BUS antar provinsi, sambil mencari-cari tujuan Bandung. Bus biru itu bertuliskan Jakarta-Bandung rasa senang terpancarkan akhirnya perjalanan ini dimulai menuju Bandung, bus eksekutif ini sangat dingin Air Conditioner (AC) terasa menusuk tulang dinginnya angin malam dan AC akan menemani pelanconganku. Empat puluh lima ribu rupiah tarif yang harus di bayar untuk menuju Bandung, setelah membayar rasa kantuk tak tertahankan datang ke tubuh ini akhirnya ku memustuskan untuk tidur sembari berharap esok shubuh aku telah tiba di Bandung.

Malam ini dua perasaan bercampur aduk sedih dan gembira, mungkin inilah kehidupan inilah bumbu hidup ibarat masakan maka hidup ini butuh bumbu agar selalu terkenang dan sukar untuk dilupakan. Tapi apapun bumbunya aku hanya bisa berdoa :"SEMOGA BISA BERTEMU IDUL ADHA SELANJUTNYA DAN BISA BERKURBAN SENDIRI SECEPATNYA"


 كُـــــلِّ عَــــامٍ وَأنْـــــــتُـــــــمْ بِـــخَـــيْـــر وَسَـــعَــــادَةُ 



 عِـــيــــدُ سَـــعِـيـــدِ عَـــلَـــى الْــجَــمِــيــعِ ان ' شَــاءَ اللَّهُ ' 

 تَقَبَّلْ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الأَعْمَالِ وَجْعَلهَا خَالِصةً لِوَجْهِهِ الكَرِيمِ 

0 komentar:

Posting Komentar