Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan Di Dalam Al-Qur'an
Manusia ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam
kegelapan sepanjang waktu, tidak bisa melihat apa-apa... Akan tetapi kalau manusia kehilangan pendengarannya, maka dia masih bisa
melihat. Pada saat itu, musibah yang ia derita lebih ringan daripada ia
kehilangan mata.
Akan tetapi Allah ta'alaa ketika menyebutkan kata "pendengaran"
dalam Al-Qur'an selalu didahulukan daripada penglihatan. Sungguh, ini merupakan satu mu'jizat Al-Qur'an yang mulia. Allah telah
mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab,
pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga
merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka
pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.
Sesunguhnya pendengaran adalah organ tubuh manusia yang pertama kali
bekerja ketika seorang manusia lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika saat
pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah
Allah ta'alaa ingin mengatakan kepada kita, "Sesungguhnya pendengaran
adalah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja, maka apabila
engkau datang disamping bayi tersebut beberapa saat lalu terdengar bunyi
kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi jika engkau dekatkan kedua
tanganmu ke depan mata bayi yang baru lahir, maka bayi itu tidak bergerak sama
sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini yang
pertama.
Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat,
kecuali pendengarannya. Jika engkau ingin bangun dari tidurmu, dan engkau
letakkan tanganmu di dekat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya.
Akan tetapi jika ada suara berisik di dekat telingamu, maka anda akan terbangun
seketika. Ini yang kedua.
Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia
luar. Allah ta'alaa ketika ingin menjadikan ashhabul kahfi tidur selama 309
tahun, Allah berfirman:
فضربنا على
آذانهم في الكهف سنين عددا (الكهف: 11)
Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309
tahun, lihat pada ayat 25 berikutnya -pent) (Q.S. Al-Kahfi: 11)
Dari sini, ketika telinga tutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang
akan tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini karena
gerakan-gerakan manusia pada siang hari menghalangi manusia dari tidur pulas,
dan tenangnya manusia (tanpa ada aktivitas) pada malam hari menyebabkan bisa
tidur pulas, dan telinga tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.
Dan di sini ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu sesungguhnya
Allah berfirman dalam surat Fushshilat:
وما كنتم
تستترون أن يشهد عليكم سمعكم ولا أبصاركم ولا جلودكم، ولكن ظننتم أن الله لا يعلمو
كثيرا مما تعملون (فصلت: 22)
Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan
oleh pendengaranmu, mata-mata kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian
sendiri, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa
yang kalian kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)
Kenapa kalimat "pendengaran" dalam ayat tersebut berbentuk
tunggal (mufrad) dan kalimat "penglihatan" dan "kulit" dalam
bentuk jamak ? Padahal, bisa saja Allah mengatakannya:
أسماعكم ولا
أبصاركم ولا جلودكم
Pendengaran-pendengaran kalian, penglihatan-penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian.
Dan memang konteks ayatnya adalah pendengaran dan penglihatan (bentuk
tunggal) atau pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan (bentuk
jamak). Akan tetapi Allah ta'alaa dalam ayat di atas -yang demikian rinci dan
jelas- ingin mengungkapkan kepada kita tentang keterperincian Al-Qur'an yang
mulia. Maka mata adalah indera yang bisa diatur sekehendak manusia, saya bisa
melihat dan bisa tidak melihat, saya bisa memejamkan mata bila saya tidak ingin
melihat sesuatu, memalingkan wajahku ke arah lain, atau pun mengalihkan
pandanganku ke yang lain yang ingin saya lihat. Akan tetapi telinga tidak
memiliki kemampuan itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka anda
tetap mendengarnya. Misalnya, anda dalam sebuah ruangan yang di sana ada 10
orang yang saling berbicara, maka anda akan mendengar semua suara mereka, baik
anda ingin mendengarnya atau tidak; anda bisa memalingkan pandangan anda, maka
anda akan melihat siapa saja yang ingin anda lihat dan anda tidak bisa melihat
orang yang tidak ingin anda lihat. Akan tetapi, anda tidak mampu mendengarkan
apa yang ingin anda dengar perkataannya dan tidak juga mampu untuk tidak
mendengar orang yang tidak ingin anda dengar. Paling-paling anda hanya bisa
seolah-olah tidak tahu atau seolah-olah tidak mendengar suara yang tidak ingin
anda dengar, akan tetapi pada hakikatnya semua suara tersebut sampai ke telinga
anda, mau atau pun tidak.
Jadi, mata
memiliki kemampuan untuk memilih; anda bisa melihat yang itu atau memalingkan
pandangan mata dari hal itu, saya pun demikian, dan orang lain pun demikian,
sedangkan pendengaran; setiap kita mendengar apa saja yang berbunyi, diinginkan
atau pun tidak. Dari hal
ini, maka setiap mata berbeda-beda pada yang dilihatnya, akan tetapi
pendengaran mendengar hal yang sama. Setiap kita memiliki mata, ia melihat apa
saja yang ia mau lihat; akan tetapi kita tidak mampu memilih hal yang mau kita
dengarkan, kita mendengarkan apa saja yang berbunyi, suka atau tidak suka,
sehingga pantas Allah ta'alaa menyebutkan kalimat "pandangan" dalam
bentuk jamak, dan kalimat "pendengaran" dalam bentuk tunggal,
meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan. Maka
pendengaran tidak pernah tidur atau pun istirahat. Dan organ tubuh yang tidak
pernah tidur maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang
bisa tidur atau istirahat. Maka telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal
kelahirannya, ia bisa berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang
pada saat organ-organ lainnya baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau
beberapa hari, bahkan sebagian setelah beberapa tahun kemudian, atau pun 10
tahun lebih.
Dan telinga tidak pernah tidur, ketika engkau sedang tidur maka semua organ
tubuhmu tidur atau istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar suara disampingmu
maka spontan engkau akan terbangun. Akan tetapi, jika fungsi telinga terhenti,
maka hiruk-pikuk aktivitas manusia di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak
akan membangunkan tidur kita, sebab alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu
telinga tidak bisa menerima sinyal ini. Dan telinga pulalah yang merupakan alat
pendengar panggilan penyeru pada hari qiamat kelak ketika terompet dibunyikan.
Dan mata
membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan telinga tidak memerlukan hal
lain. Maka, jika dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat,
walaupun mata anda tidak rusak. Akan tetapi telinga bisa mendengar apapun, baik
siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang. Maka telinga tidak
pernah tidur dan tiak pernah berhenti berfungsi.
0 komentar:
Posting Komentar