Sabtu, 20 Oktober 2012

Filled Under:

UNTUK APA MEMBACA TANPA MENULIS

06.48



 SABTU, 20 OKTOBER 2012

Penghujung minggu merupakan waktu yang ditunggu setiap mahasiswa, bagaimana tidak waktu ibarat malam semua tidak ada tekanan untuk masuk kuliah bagi mereka para pengembara ilmu atau anak kosan bisa tertidur pulas atau melaksanakan kegiatan lain yang direncanakan sebelumnya. Sementara mereka yang menetap di sekitar Jabodetabek bisa merasakan kehangatan keluarga yang mereka tinggalkan demi menuntut ilmu. Ketika sang raja siang sudah mulai mengitari si bola biru, waktu menunjukan pukul 08.30 aku pun bergegas menghidupkan istri pertamaku siapa lagi kalau bukan motor Honda Repsol putih-biru-merah yang selalu menemani langkahku mencari ilmu di pinggiran ibu kota.
Kampus biru di tepi jalan Ir. H. Juanda ya itulah tujuanku aku sisiri jalan sepanjang jalan kertamukti sambil mencari sebuah pena untuk menjadi senjataku dalam mengikat buruanku mengikat ilmu tentang jurnalist. Sekitar bangunan kampus ini tampak legang dan sepi tak seperti hari aktif kuliah aku pun tak kesulitan tuk memarkirkan istriku ini di samping gedung Student center (SC). Setelah yakin bahwa istriku aman untuk aku tinggal sesegera mungkin kukayuh langkah ini menuju aula SC sambil mengambil bahan yang akan di bawakan pembicara. Adapun tema pada pagi hari ini yaitu “ Mengasah nalur kritisme melalui jurnalist” kusiapkan senjata hitamku untuk memburu ilmu ini dengan rasa semangat aku memulai perburuan ini dengan membaca Bismillahirrahmanirrahiim .

Mottonya penulis :
-          Aku menulis maka aku ada
-          Menulislah maka dunia akan menulismu
-          Menulis merupakan pekerjaan abadi
-    Jikalau ingin kaya maka jadilah saudagar, jika ingin mengubah sejarah maka jadilah penulis

Membaca dan menulis merupakan dua hal yang tak bias dipisahkan ia ibarat kakak dan adik yang selalu menyatu bagai ombak dan laut yang tak terpisahkan. Membaca bisa diibaratkan seperti memakan kita mendapatkan ilmu menjadi mengerti sesuatu dari hal yang sebelumnya tidak kita pahami, menjadi tahu dari hal yang sebelumnya tidak diketahui. Sedangkan menulis ibarat BAB (maaf kalau agak vulgar) maka supaya apa yang kita dapat tidak kembung hanya dikonsumsi diri sendiri maka menulislah agar kita bias dikenang dan pemikiran kita bias di abadikan.

MENGAPA MENULIS ?

-       Karena dengan menulis kita ibarat mengikat hasil berburuan kita seperti dalam peribahasa arab  :

قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالحِبَالِ الوَاثِقَة
#
  العِلْمُ  صَيْدٌ  و َالكِتَابَةُ قَيْدُهُ

-    "ILMU ITU IBARAT BURUAN DAN TULISAN ADALAH TALINYA MAKA IKATLAH BURUANMU DENGAN TALI YANG ERAT'
-     Berbagi ilmu secara luas dan abadi karena tulisan bagus akan selalu dikenang walaupun sang penulis telah tiada.
-   Akualitasasi diri manusia butuh pengakuan akan adanya ia karena hal ini merupakan kebutuhan manusia.
-          Menyehatkan pikiran agar otak tidak karatan karena jarang digunakan.

BAGAIMANA MEMULAI MENULIS ?

            Memulai apapun memang selalu sukar tapi sebelum menulis alangkah baiknya kita mempelajari teori-teori menulis, bagaimana menulis dengan baik. Seperti pertama kali berenang alangkah bagusnya belajar teori bagaimana berenang setelah itu praktekan di lapangan mulailah menyelami air (Learning by doing). Adapun memulainya mulailah dengan hal yang sederhana sesuatu di sekeliling kita yang kita kuasai, mulailah dengan berbagai macam cara baik diary, status facebook, twitter, blog, dan lain-lain.

            Seminar jurnalis mahasiswa ini sangat membantuku memberi angin segar bagiku menumbuhkan rasa penasaran bagiku untuk menyelami dunia tulis menulis ini, menyelami dengan sepenuh hati segenap jiwa ragaku untuk menulis, menulis dan terus menulis. Maka mulai sekarang akan ku sisihkan lengan bajuku, ku ambil secarik kertas, ku siapkan senjataku untuk mulai menulis untuk mengubah sejarah TRUST ME IT’S WORK.

0 komentar:

Posting Komentar