Penghujung
minggu merupakan waktu yang ditunggu setiap mahasiswa, bagaimana tidak waktu
ibarat malam semua tidak ada tekanan untuk masuk kuliah bagi mereka para
pengembara ilmu atau anak kosan bisa tertidur pulas atau melaksanakan kegiatan
lain yang direncanakan sebelumnya. Sementara mereka yang menetap di sekitar
Jabodetabek bisa merasakan kehangatan keluarga yang mereka tinggalkan demi
menuntut ilmu. Ketika sang raja siang sudah mulai mengitari si bola biru, waktu
menunjukan pukul 08.30 aku pun bergegas menghidupkan istri pertamaku siapa lagi
kalau bukan motor Honda Repsol putih-biru-merah yang selalu menemani langkahku
mencari ilmu di pinggiran ibu kota.
Kampus
biru di tepi jalan Ir. H. Juanda ya itulah tujuanku aku sisiri jalan sepanjang
jalan kertamukti sambil mencari sebuah pena untuk menjadi senjataku dalam
mengikat buruanku mengikat ilmu tentang jurnalist. Sekitar bangunan kampus ini
tampak legang dan sepi tak seperti hari aktif kuliah aku pun tak kesulitan tuk
memarkirkan istriku ini di samping gedung Student center (SC). Setelah yakin
bahwa istriku aman untuk aku tinggal sesegera mungkin kukayuh langkah ini
menuju aula SC sambil mengambil bahan yang akan di bawakan pembicara. Adapun
tema pada pagi hari ini yaitu “ Mengasah nalur kritisme melalui jurnalist”
kusiapkan senjata hitamku untuk memburu ilmu ini dengan rasa semangat aku
memulai perburuan ini dengan membaca Bismillahirrahmanirrahiim
.
Mottonya
penulis :
-
Aku menulis maka aku ada
-
Menulislah maka dunia akan menulismu
-
Menulis merupakan pekerjaan abadi
- Jikalau ingin kaya maka jadilah saudagar,
jika ingin mengubah sejarah maka jadilah penulis
Membaca
dan menulis merupakan dua hal yang tak bias dipisahkan ia ibarat kakak dan adik
yang selalu menyatu bagai ombak dan laut yang tak terpisahkan. Membaca bisa diibaratkan
seperti memakan kita mendapatkan ilmu menjadi mengerti sesuatu dari hal yang
sebelumnya tidak kita pahami, menjadi tahu dari hal yang sebelumnya tidak
diketahui. Sedangkan menulis ibarat BAB (maaf kalau agak vulgar) maka supaya
apa yang kita dapat tidak kembung hanya dikonsumsi diri sendiri maka menulislah
agar kita bias dikenang dan pemikiran kita bias di abadikan.
MENGAPA MENULIS ?
- Karena dengan menulis kita ibarat mengikat
hasil berburuan kita seperti dalam peribahasa arab :
قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالحِبَالِ الوَاثِقَة
|
#
|
العِلْمُ
صَيْدٌ و َالكِتَابَةُ قَيْدُهُ
|
- "ILMU ITU IBARAT BURUAN DAN TULISAN ADALAH TALINYA MAKA IKATLAH BURUANMU DENGAN TALI YANG ERAT'
- Berbagi ilmu secara luas dan abadi karena
tulisan bagus akan selalu dikenang walaupun sang penulis telah tiada.
- Akualitasasi diri manusia butuh pengakuan
akan adanya ia karena hal ini merupakan kebutuhan manusia.
-
Menyehatkan pikiran agar otak tidak karatan
karena jarang digunakan.
BAGAIMANA MEMULAI MENULIS ?
Memulai apapun memang selalu sukar tapi sebelum menulis
alangkah baiknya kita mempelajari teori-teori menulis, bagaimana menulis dengan
baik. Seperti pertama kali berenang alangkah bagusnya belajar teori bagaimana
berenang setelah itu praktekan di lapangan mulailah menyelami air (Learning by
doing). Adapun memulainya mulailah dengan hal yang sederhana sesuatu di sekeliling
kita yang kita kuasai, mulailah dengan berbagai macam cara baik diary, status
facebook, twitter, blog, dan lain-lain.
Seminar jurnalis mahasiswa ini sangat membantuku memberi angin
segar bagiku menumbuhkan rasa penasaran bagiku untuk menyelami dunia tulis
menulis ini, menyelami dengan sepenuh hati segenap jiwa ragaku untuk menulis,
menulis dan terus menulis. Maka mulai sekarang akan ku sisihkan lengan bajuku,
ku ambil secarik kertas, ku siapkan senjataku untuk mulai menulis untuk
mengubah sejarah TRUST ME IT’S WORK.
0 komentar:
Posting Komentar