MENUMBUHKAN MINAT “ MENULIS”
“
Inkonstitusional “ hanyalah judul sebuah kolom kecil Dr. Amin
Rais di harian umum Republika. Isinya membongkar praktek busuk eksploitasi SDA
oleh penguasa orde baru yang sarat dengan KKN. Presiden pun marah besar, koran
Republika mendapat teguran keras dan penulisnya dinonaktifkan dari dewan pakar
ICMI. Namun seperti korek api yang dinyalakan diatas bensin, kolom ini dengan
cepat menyulut api perlawanan dari masyarakat terhadap kesewenang-wenangan
rezim penguasa, gerakan reformasi pun bangkit, dengan semboyan berantas KKN
melengserkan penguasa orde baru.
Sebuah
kolom telah merubah sejarah dan melahirkan gerakan reformasi yang lama
dirindukan. Keberanian penulis menjadi translator aspirasi masyarakat,
kejeliannya membongkar berbagai
penyimpangan yang dibungkus kebohongan publik, ketajaman analisanya yang
disertai data dan fakta, serta kekuatan kalimat dan paragraph yang kokoh, telah
mendapatkan momentumnya yang tepat dan melahirkan kekuatan dahsyat. Kadang pena
memang lebih tajam dari pedang.
Definisi
Menulis adalah aktifitas merumuskan kembali
berbagai masalah yang pernah dialami dan dibaca pada waktu lalu, direkonstruksi
ulang dan dikompilasikan untuk diolah menjadi sebuah tulisan. Menulis adalah
profesi terbuka. Semua orang bisa menjadi penulis, tetapi tidak semua orang
bisa menulis, karena enggan melalui prosesnya. Modal yang diperlukan untuk
seorang penulis adalah ketekunan, tidak gampang putus asa, dan keinginan yang
kuat untuk maju. Ada
tiga langkah kreatif yang harus dilalui seorang penulis yaitu : a. substansi, terdiri dari bahan-bahan tulisan
yang dikembangkan dari ide, kemudian dikembangkan dalam pola yang tersusun rapi
dengan bahasa yang tepat. b. Setrategi, baik dalam mengumpulkan informasi dan
bahan tulisan, cara mengungkapkan, menggabungkan ide, membatasi topic dan
menguraikannya dalam tulisan c. style, gaya
penulis dalam bertutur. Ada
yang menyebutkan bahwa proses kreatif dalam menulis ada lima a. tahap persiapan b. tahap inkubasi c.
saat inspirasi d. tahap penulisan dan e. tahap revisi.
Untuk
pemula sebaiknya mempelajari teori
menulis, yang dijadikan pakem dan ketentuan umum. Teori akan menjadi
pegangan dasar sehingga penulis bisa menghindari pengulangan kesalahan yang
tidak perlu. Para penulis besar adalah juga
orang-orang yang sangat menguasai teori dan tehnik penulisan. Seorang yang
ingin membangun rumah, tidak boleh tidak harus menguasai konstruksi dasar
pembangunan, kalau tidak ingin rumahnya mudah roboh. Namun, teori menulis hanyalah
seperti jalan raya yang dilalui kebanyakan orang. Jalan raya hanya akan mengantarkan
anda ke tempat-tempat umum, tidak sampai ke tempat-tempat khusus dan istimewa. Karena
itu, bila hanya terpaku pada teori, bisa jadi tulisan anda bagus tetapi tidak
istimewa, anda hanya menjadi bagian dari penulis kebanyakan. Bila ingin
istimewa, anda harus senantiasa mengembangkan kreatifitas diri dan memiliki kemampuan berimprofisasi.
Anda
merasa tidak punya bakat menulis ?. Tidak usah khawatir, karena seorang penulis
yang handal hanya membutuhkan 10 % dari bakatnya, sedang yang 90% merupakan
hasil kerja keras dan latihan yang ulet. Bakat memang tidak bisa diberikan oleh
seorang guru, namun setiap orang bisa belajar dan berusaha mencari serta
menggali bakatnya. Manusia adalah makhluk serba bisa, mempunyai potensi luar
biasa, asal mau belajar, membedah otak pun bisa dilakukan, apalagi menulis. Anda
kesulitan untuk memulai menulis ?. Tidak usah risau, mulai saja menulis tentang
apa saja, kalau kurang memusaskan nanti bisa diperbaiki secara bertahap.
Perjalanan seribu kilo meter harus dimulai dengan ayunan langkah kaki pertama.
Seperti orang belajar berenang, semakin lama, semakin terbiasa dan semakin
lancar. Dengan banyak berlatih menulis, anda telah mengalami proses evolusi.
Tulisan anda kurang bernas dan berbobot ?. Baik, itu tandanya anda ingin maju.
Jangan putus asa, terus saja menulis, nanti bobotnya pasti akan meningkat. Anda
harus melalui tahapan demi tahapan ( latarkabunna thobaqon ‘an thobaq) , harus
mengikuti proses, jangan hanya langsung ingin mendapatkan hasil tanpa proses.
Bidang apa yang anda tekuni dalam tulisan-tulisan anda ?. Tidak usah bingung,
penulis pemula sebaiknya mencoba menulis banyak topik dalam kehidupan, nanti
akan terkristal sendiri bidang kajian yang sesuai dengan selera dan kecakapan
anda. Yang penting anda mempunyai kemauan, tentang kemampuan bisa diasah. Yang
pokok anda mempunyai motivasi kuat dan pantang menyerah.
Penulis
besar pun sering masih membutuhkan warming up dalam draft sebelum melahirkan
karya final. Sastrawan zaman dahulu memanfaatkan batu tulis untuk menuangkan
ide-ide spontanitasnya, baru kemudian diabadikan dalam daun lontar setelah
mengalami proses inkubasi dan kematangan. Latihan menulis, perlu dilakukan terus
menerus seperti seorang pelukis yang melatih dirinya dengan membuat
sketsa-sketsa, sampai ia mampu memberikan gambaran jelas dan tajam melalui
sketsanya. Pelukis yang piawai dengan menggunakan sedikit garis mampu
memberikan gambaran jelas, seperti halnya juga penulis yang baik, tidak akan
melakukan pemborosan kalimat, dan hal ini harus sering dilatih. Garis-garis
yang kuat adalah hasil latihan bertubi-tubi, demikian pula kalimat-kalimat yang
kokoh hanya bisa lahir dari penulis yang terlatih.
Faqidussyai
la yu’thi, seseorang yang tidak punya sesuatu tidak akan bisa memberi. Karena
itu seorang penulis harus selalu memperkaya ide dan pemikirannya, melalui
pengamatan dan perenungan, meluaskan wawasan, memperbanyak bacaan yang vareatif
dan pengalaman, mempersering diskusi dan silaturahim, mempertajam bashirah
(ketajaman bathin ) dengan tazkiyatunnafs dan memelihara kebeningan hati. Dan
tentu saja harus banyak memohon kepada Allah agar mendapat taufiq dan ilham untuk
menulis. Sebuah bejana bila terus-menerus diisi air, pasti akan tumpah dengan
sendirinya, sedang bejana kosong dituang bagaimana pun tidak akan bisa mengeluarkan air.
Untuk
memulai sebuah tulisan anda harus mempunyai sebuah ide, bila belum menemukan
carilah melalui pengamatan, renungan, bacaan, ataupun mendengarkan berita. Bila
ide sudah anda dapatkan, anda tinggal mengolahnya, menjadi masakan apa yang
anda sukai. Disini kemampuan anda dalam berkomunikasi dengan diri sendiri
sangat menentukan ( intrapersonal communication ) melalui perenungan, analisa
dan dikaitkan dengan wawasan serta pengalaman anda lainnya. Barulah kemudian
anda mencoba untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan, lebih baik bila anda
mempunyai waktu-waktu tertentu yang kondusif untuk menulis. Tuangkan semua
kemampuan anda, apa pun jadinya. Endapkan untuk beberapa saat, edit kembali,
perbaiki beberapa kesalahan, hilangkan bahasa dan kalimat yang tidak efektif,
masukkan data dan fakta serta teori yang akan memperkaya tulisan anda dan kalau
anda berkenan, bisa minta tolong kepada seorang teman untuk memberikan
pernilaian atas tulisan anda.
Sering
terjadi saat kita asyik menulis, tiba-tiba macet, tidak tahu apa yang mesti
ditulis. Pada saat seperti itu tidak banyak manfaatkan memaksakan diri. Lebih
baik anda memanfaatkan waktu untuk mencari tambahan referensi, fakta dan data.
Ambil beberapa buku untuk dibaca, atau pergi ke toko buku, mencari buku yang
berkaitan dengan bahan tulisan. Bisa juga berdiskusi dengan teman dekat tentang
topik yang sedang ditulis, atau membuat out line yang lebih tegas lagi. Intinya
anda bisa refressing dengan kegiatan lain, tetapi tetap berkaitan dengan topik
tulisan anda.
Kemampuan
berbahasa dengan baik ikut menentukan bobot tulisan anda. Sebuah artikel
terdiri dari banyak paragraph, setiap paragraph dibangun dari susunan banyak
kalimat, kalimat terdiri dari kata-kata. Seorang penulis harus piawai dalam
memilih kata yang tepat, menyusun kalimat yang efektif, membangunan paragraph
yang padat berisi, logis dan mengandung suatu pokok pikiran tegas, kemudian
disusun dalam sistimatika yang runtut, teratur dan menarik dalam bentuk
tulisan.
Supaya
kalimat dalam tulisan efektif hendaknya hal-hal yang tidak mempunyai relevansi
dengan bahasan dibuang jauh, demikian pula basa-basi, pengulangan yang tidak
perlu dan kalimat yang bertele-tele ( panjang tanpa arah yang jelas ). Penulis
juga harus hati-hati dalam membuat statemen, jangan mudah-mudah mengeneralisasi
masalah, penggunaan istilah asing yang tidak tepat serta ungkapan-ungkapan yang
emosional juga perlu dihindari.
Bila
anda sudah bisa menulis, teruslah menulis, jaga kontinuitas tulisan anda, terus
asah kemampuan anda, tidak mesti setiap tulisan untuk dimuat di media masa.
Bisa saja yang anda tulis adalah keadaan dan aktifitas sehari-hari. Pada saat
yang sama anda harus terus memperkaya wawasan, memperbanyak bahasan, diskusi,
membuat kliping, mengadakan pengamatan, kontemplasi dll. Supaya sumber tulisan
terus basah dan mengalir.
Bila
pekerjaan menulis hanya menjadi sampingan, dilakukan secara amatiran, teori dan
tehnik penulisan diabaikan, proses kreatif tidak ditumbuhkan, latihan yang
intensif tidak dilakukan, lebih mengandalkan bakat 90 % dan baru kerja keras 10
%, tampaknya sulit bagi kita untuk menemukan penulis yang berkwalitas. Menulis
adalah sebuah craft ( ketrampilan ), seorang penjahit yang baik harus menguasai
pola jahitan, tehnik pemotongan, cara pengukuran dll dan kemudian banyak
mencoba, demikian pula seorang penulis. Atlit professional menghabiskan waktu
yang lama untuk berlatih, mempelajari dan menguasai teori serta mengikuti
berbagai pertandingan. Tidak ada salahnya bila penulis professional mempunyai
pilihan bidang tulisan yang spesifik, menjadi penulis artikel ilmiah, fiksi,
cerpen, puisi, berita, novel atau apa saja sesuai dengan kecenderungannya.
Kesimpulan
Untuk
menerbitkan tulisan, kita tidak mendapati banyak kesulitan. Program komputer
yang semakin canggih dan lengkap. Foto copy dan percetakan kita sangat
representative, penerbitan, kita juga sudah punya. Segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk tulis-menulis sudah tersedia, bahan, sarana, media, kesempatan.
Alasan apa lagi yang akan kita cari-cari untuk tidak memulai menulis ? maka menulislah agar dunia pun menulismu...!!!!
0 komentar:
Posting Komentar