Minggu, 11 Oktober 2015

Filled Under: ,

Komunikasi Harmonis dengan Nilai Luhur Bangsa

21.41


www.emergenetics.com

Manusia sebagai makhluk yang berakal tentunya menghendaki kehidupan yang baik, sebuah kehidupan yang dapat menjamin kebebasan dalam beribadah dan kehidupan yang makmur. Kehidupan tersebut tentu dapat tercapai bila mana ada seperangkat aturan yang sistematis dan mengikat. Untuk itu, manusia dalam sebuah tempat memberikan sebagian kebebasaannya untuk diatur oleh negara dan perangkatnya. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai kehidupan yang lebih baik, harmonis, dan tertib. Politik dalam konteks ini merupakan cara dan alat mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pencapaian tersebut haruslah berjalan adil melalui seperangkat individu yang mengatur kehidupan khalayak umum. Untuk itu politik hadir menentukan kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik dan distribusi. Subtansi yang ingin dikehendaki para aktor politik tentunya sama, namun dalam penerapan dan upaya untuk mencapai tampu kekuasaan yang berbeda jadikan politik ajang pertarungan antara kepentingan para aktor. Berbagai cara ditempuh, mulai dari yang legal sampai illegal, dari yang sesuai norma hingga jauh dari norma dan nilai luhur. Inilah yang selanjutnya membuat masyarakat semakin resah dan menganggap politik seperti ‘dunia kotor’.
Diksi politik yang kotor juga dilengkapi dengan ketidakpercayaan masyarakat akan para politisi. Bukannya berhasil mencapai niat mulia politik, justru politisi cendrung membuat masyarakat jauh dari tujuan politik. Komunikasi politik yang buruk dan etika berpolitik yang kurang baik tambah memperkeruh keadaan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap politisi dan partai politik. Belum lagi, pada pemilihan presiden 2014 kita melihat afiliasi politik media elektronik terhadap salah satu koalisi penduduk calon Presiden hal ini membuat politik kian keruh dan konfliktual.
Politik sendiri menurut Andrew Heywood tidak dapat terlepas dan akan selalu dihubungkan dengan konflik dan kerja sama, politik juga dibumbui dengan perbedaan opini, kompetisi kebutuhan, dan keinginan yang bersebrangan. (2008 : 2). Konflik dalam politik memang wajar, hal inilah yang membuat politik menarik untuk dikaji dan dijalankan. Perbedaan kepentingan antara para politisi tentunya akan menimbulkan percikan dan gesekan yang acap kali berujung kepada kekacauan dan kegaduhan. 

Kegaduhan dapat diartikan sebagai keributan, kekacauan, kerusuhan (http://kbbi.web.id/gaduh) yang tentunya disebabkan oleh percekcokan dan konflik. Dapat dipahami kegaduhan politik sebagai kekacauan dan keributan yang terjadi baik di level rakyat maupun elit yang disebabkan kebijakan, pengambilan keputusan, distribusi, dan komunikasi elit yang tidak sesuai dengan harapan.
Akhir-akhir ini kita sering dipertontonkan kegaduhan politik di Indonesia mulai dari melemahnya rupiah, kabut asap, dukungan anggota legislative terhadap salah satu bakal calon kandidat Presiden AS, upaya pelemahan KPK, reshuffle cabinet dan lain-lain. Kesemuanya merupakan akibat dari tindakan atau kebijakan yang diambil pejabat pemerintahan baik di Indonesia dan di luar negeri.
Kegaduhan atau konflik dalam politik sebagaimana penulis paparkan di awal merupakan perkara wajar, sebab politik akan selalu identik dengan kekacauan, konflik, dan perlahan. Partai politik, politisi, dan pemerintah tidak dapat menghindari hal ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengatur dan meminimalisir kegaduhan melalui seperangkat tindakan. Penulis ingin memaparkan tiga hal yang sekiranya dapat mengahadapi kedaduhan politik. Selanjutnya, akan penulis paparkan ide membangun politik Indonesia yang lebih baik.
Pertama, tujuan mulia politik tentunya harus diiringi dengan dasar dan nilai-nilai negara yang kuat untuk menjamin politik dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa merupakan nilai yang seharusnya dianut dan diaplikasikan dalam setiap prilaku politik para aktor politik. Ideologi Pancasila yang dimiliki Indonesia memiliki kekhasan yang sesuai dengan kultur dan tradisi Indonesia, ideologi yang lahi di awal kemerdekaan inilah yang mampu memperkuat negara Indonesia yang masih berbentuk embrio menjadi negara yang kita banggakan ini. Pancasila juga harus mengatur penyelenggaraan pemerintahan, konsep-konsep di dalamnya harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai luhur bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pancasila merupakan langkah awal dalam membangun politik tanpa gaduh. Para aktor politik sudah selayaknya menerapakan segala prilaku politiknya berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila harus mampu dibumikan para aktor politik sehingga dapat meredam kegaduhan. Nilai ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kedua, etika politik adalah langkah selanjutnya menimimalisir kegaduhan politik. Aparatur negara dan aktor politik harus mampu mengedepankan kepentingan public ketimbang kepentingan individunya, sanggup memiliki rasa bertanggung jawab dan rasa malu, serta beragam etika dalam berpolitk lainnya. Moral agama, moral budaya, dan moral bangsa harus diimplementasikan dalam tingkah laku aparatur negara aktor politik.
Kepentingan yang tak tersampaikan tidak seharusnya dilampiaskan dengan prilaku kekerasan yang dapat menyulut api permusuhan dan konflik berkepanjangan. Dalam hal ini etika berpolitik harus dikedepankan, politik tidak harus berkuasa, kekuatan oposisi juga berfungsi sebagai penyeimbang dan pengontrol kebijakan penguasa sehingga terjadi check and balance dalam pemerintahan.  
Ketiga, komunikasi Politik juga dapat meredam terjadinya kegaduhan politik. Komunikasi politik diartikan sebagai proses penyampaian pesan yang bercirikan politik dari komunikator politik kepada khalayak politik, melalui media tertentu yang bertujuan untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan kepentingan tertentu di masyarakat. (Gun-Gun Heryanto dan Sulhan Rumaru, 2013 : 2)
Kesalahan komunikasi politik dapat lahirkan kegaduhan politik, sebab komunikasi adalah inti dalam kehidupan manusia. Komunikasi yang salah akan lahirkan kesalahan pemahaman yang timbulkan konflik dan kekacauan yang besar, untuk itu aparatur negara haruslah mampu berkomunikasi secara baik kepada masyarakat dan rakyat. Dalam konteks ini, komunikasi politik haruslah lebih intents melihat bahwa wadah dalam new media kian bervariatif dan beragam. Aparatur negara harus mampu menyampaikan alasan, penyebab, dan akibat dari sebuah kebijakan dan tindakan secara masif melalui media social untuk meredam konflik dan kegaduhan yang dapat berkelanjutan. Komunikasi yang baik tentunya akan melahirkan pemahaman yang baik dan kesinambungan.
Indonesia yang bermartabat dan makmur tentunya menjadi harapan setiap insan bangsa tanpa terkecuali. Negara yang berumur tujuh puluh tahun ini sudah selayaknya menjadi negara yang kuat, berkasa, dan disegani di dunia Internasional. Maka perlu kerja sama dari semua aspek negara, aparatur, pemerintah, rakyat, LSM, civil society, dan semua unsur untuk bersama memperjuangkan Indonesia yang bermartabat. Selain itu, perjalan demokrasi Indonesia yang akan terus mengalami perbaikan akan memperkuat pondasi kebangsaan yang sanggup hantarkan bangsa ini menuju kejayaan, kemakmuran dan kesejahteraan. 



0 komentar:

Posting Komentar